Friday, February 18, 2011
Testimoni Geng Upin & Ipin
Monday, February 14, 2011
Hari Valentine
"Where there is love there is life."
Mohandas Gandhi
Saturday, February 12, 2011
Kesabaran
Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran…
“Ayah, ayah” kata sang anak…
“Ada apa?” tanya sang ayah…..
“aku capek, sangat capek … aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek…
aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! … aku capek, sangat capek …
aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus! …
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…
aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak pun mulai menangis…
Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ” anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang… lalu sang anak pun mulai mengeluh ” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” … sang ayah hanya diam.
Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…
“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.
“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.
” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?”
” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”
” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”
” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah”
” Nah, akhirnya kau mengerti”
” Mengerti apa? aku tidak mengerti”
” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”
” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”
” Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri… seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya… maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?”
” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar ”
Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.
By Mery Lay via Beautiful Life
"Suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri "I'm curious to this (read more)...
Friday, February 11, 2011
Media Pembelajaran
Apa itu media pembelajaran?
Apa saja media pembelajaran itu?
- Bahan-bahan catatan atau membaca (suplementari materialis)
Misalnya buku, komik, koran, majalah, bulletin, folder, periodikal dan pamflet, dan lain-lain. - Alat-alat audio-visual, alat-alat yang tergolong ini seperti :1) Media pendidikan tanpa proyeksi, misalnya papan tulis, papan tempel, papan planel, bagan diagram, grafik, karton, komik, gambar.
2) Media pendidikan pada tiga dimensi, misalnya pada benda asli dan benda tiruan contoh, diorama, boneka, dan lain-lain.
3) Media yang menggunakan teknik atau masinal.
Alat-alat yang tergolong dalam kategori ini meliputi film strip, film, radio, televisi, laboratorium elektro perkakas atau instruktif, ruang kelas otomotif, sistem interkomunikasi dan komputer - Sumber-sumber masyarakat
Berupa obyek-obyek, peninggalan sejarah, dokumentasi bahan-bahan masalah-masalah dan sebagainya - Kumpulan benda-benda
Berupa benda-benda yang dibawa dari masyarakat ke sekolah untuk dipelajari, misalnya potongan kaca, benih, bibit, bahan kimia, darah dan lain-lain - Contoh-contoh kelakuan yang dicontohkan oleh guru
Meliputi semua contoh kelakuan yang dipertunjukkan oleh guru waktu mengajar, misalnya dengan tangan, kaki, gerakan badan, mimik, dan lain-lain.
http://www.duniaedukasi.net/2010/06/teknologi-pembelajaran.html
http://citraedukasi.blogspot.com/2008/12/media-pembelajaran.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-pembelajaran/
"An educated people can be easily governed"
Frederick The Great
I'm curious to this (read more)...
Penggunaan Email dan Blog
- Jilly Chandra ( 10-022 )
- Veronica ( 10-026 )
- Venti Ayu Wibawa ( 10-070 )
- Dede Suhendri ( 10-078 )
Daftar Pustaka :
Munir.2010.Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Ekonomi (Cetakan ke-2). Bandung: Alfabeta
Wednesday, February 9, 2011
Home-Schooling
Berikut beberapa sebab orangtua atau anak-anak memilih home-schooling yang dapat dihimpun oleh saya :
- Anak-anak tidak cocok dengan lingkungan sekolah yang ada. Bahkan, ada anak-anak yang dianiaya di sekolah formal, sehingga orangtua lebih memilih home-schooling
- Perkerjaan orangtua yang menuntut lokasi yang berpindah-pindah. Anak-anak menjadi susah untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah formal karena situasi dan kondisi yang berubah dari waktu ke waktu dan teman-teman yang berubah-ubah
- Sangat cocok untuk anak-anak yang sangat sibuk, contoh : artis atau penyanyi yang harus berpindah-pindah lokasi shooting dan bernyanyi untuk penyanyi
- Anak yang sering sakit sehingga membuat dirinya absen dari kegiatan belajar-mengajar di kelas formal dan ketinggalan pelajaran
- Waktu untuk keluarga dan pergaulan lebih banyak dibandingkan keberadaan di sekolah formal. Selain itu, anak-anak menjadi punya waktu yang lebih untuk pengembangan bakat pribadi, misalnya belajar bahasa asing (yang tidak ada di sekolah formal), mengembangkan bakat menari, melukis, balet, dll anak
- Karakteristik anak yang tidak bisa duduk diam. Akan sulit bagi tipe anak dengan kecerdasan kinestetik (belajar dengan bergerak) untuk duduk diam di kelas formal mendengarkan pelajaran
- Home-schooler (orang yang mengikuti home-schooling) dapat memilih kurikulum yang diinginkan dan sesuai dengan keinginannya.
- Anak mungkin menjadi tidak mempunyai teman atau sahabat, karena home-schooling dilakukan antar individu antara anak dengan tutornya (tidak ada teman untuk belajar bersama)
- Ijazah dari pemerintah (Indonesia) adalah ijazah hasil ujian paket C (sehingga tidak dapat masuk ke beberapa jenis perguruan tinggi)
- Untuk anak yang kurang disiplin, home-schooling akan susah berhasil
Saat ini, home-schooler dapat mengikuti ujian paket C dari departemen pendidikan. Untuk anak-anak yang hendak mengikuti sekolah formal dari home-schooling dapat mengikuti ujian penyetaraan yang dilaksanakan oleh departemen pendidikan di lokasi yang ditetapkan oleh departemen pendidikan di daerahnya.
Misalnya, anak SD yang hendak melanjutkan pendidikan formal ke jenjang SMP, ia dapat mengikuti ujian penyetaraan setingkat SD dan mendapatkan ijazah SD untuk melanjutkan pendidikan jenjang SMP.
Apakah biaya home-schooling besar?
Biaya home-schooling sesuai pilihan home-schooler. Ada yang mahal ada juga yang murah bahkan ada yang gratis (hanya membayar biaya buku). Home-schooling bisa berupa tatap muka dengan tutor atau melalui internet.
Dari manakah tutor home-schooling mendapatkan kurikulum-kurikulum yang sesuai untuk home-scholler?
Tutor home-schooler dapat memperoleh bahan-bahan untuk home-schooler dari berbagai sarana yang ada seperti : perpustakaan, internet, galeri, museum, departemen pendidikan, TAFE, universitas, organisasi relawan,dll.
Di Indonesia, sudah mulai banyak orangtua memilih home-schooling untuk anak-anaknya. Bahkan ahli-ahli mengenai pendidikan anak dan keluarga, seperti Seto Mulyadi, Neno Warisman, Ratna Megawangi, Septi Peni Wulandari (penemu Metode Jarimatika) dsb.
Namun sayangnya...... home-schooling belum ada di MEDAN.. :D Sekian posting dari saya, semoga dapat membantu dan menambah wawasan, pengetahuan, dan pengertian Anda. Terima kasih.. :)
NB : Home-schooling tersedia di kota-kota di Indonesia seperti : Jakarta, Banten, Surabaya, Balik papan,dan beberapa daerah lain yang mungkin saya tidak tahu.
Refrensi :
http://sheilabanun.blogspot.com/2008/01/jatuh-cinta-pada-homeschooling.html
http://www.homeschoolingindonesia.com/
"Children have to be educated, but they have also to be left to educate themselves. "I'm curious to this (read more)...
Ernest Dimnet
Wednesday, February 2, 2011
Anak-anak bisa stress juga looohh...
Apa gejala stress pada anak-anak?
Anak-anak tidak dapat menceritakan masalahnya sebagaimana orang dewasa, tidak juga mengetahui masalah yang sedang terjadi pada mereka. Jadi, orang dewasa, terutama orang tua dan gurulah yang harus bisa memahami stress pada anak-anak. Gejala stress pada anak-anak umumnya :
- Gejala Fisik, misalnya anak yang sudah tidak mengompol tiba-tiba jadi mengompol lagi
- Gejala Emosi, misalnya anak yang semula sudah berani ke sekolah sendiri tiba-tiba jadi takut dan minta ditemani ibunya, sering marah-marah dan menangis, sering berbohong, bersikap kasar terhadap teman atau anggota keluarga yang lebih kecil, suka melanggar dan memberontak terhadap aturan-aturan, serta sering bereaksi secara berlebihan terhadap masalah-masalah kecil.
- Gejala Kognitif, misalnya malas, tidak mampu berkonsentrasi dan sulit menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugas sekolah, suka melamun dan menyendiri dalam waktu yang lama.
- Gejala Tingkah laku, misalnya anak yang sudah bisa berbicara lancar tiba-tiba berbicara seperti bayi atau anak lebih kecil.
Dapat berupa :
- Faktor internal : kemampuan fisik dan kesiapan mental
- Faktor eksternal : lingkungan di rumah, sekolah atau lingkungan bermain
Di sekolah, misalnya perkerjaan rumah yang terlalu banyak, bahan pelajaran yang terlalu banyak, yang sesuai dengan kemampuan si anak.
Di lingkungan bermain juga anak-anak bisa stress. Misalnya ketika bermusuhan dengan teman yang membuat dirinya tertekan.
Bagaimana mencegah hal-hal tersebut diatas terjadi?
Berikut beberapa tips untuk mencegah stress pada anak-anak :
- Memperbanyak waktu untuk berkomunikasi dengan anak
- Bersikap terbuka terhadap anak, memberitahu hal-hal yang akan terjadi dalam keluarga sehingga anak memiliki persiapan mental untuk menghadapinya, misalnya bahwa akan ada adik dalam keluarga, akan pindah rumah, dll
- Jangan membebani anak dengan masalah yang dihadapi orang dewasa atau orang tua
- Jangan membebani anak dengan tuntutan yang terlalu banyak dan berlebihan, misalnya harus menjadi juara kelas,harus mendapat nilai istimewa dalam semua ujian,dll.
Refrensi :
http://kesehatan.kompas.com/read/2009/02/18/17122021/mengenali.stres.pada.anak
http://niahidayati.net/mengatasi-stres-pada-anak.html
Santrock John W.Psikologi Pendidikan,edisi kedua. 2004.University of Texas at Dallas.
"What we think, we become."I'm curious to this (read more)...
Psikologi Pendidikan : Perangkat untuk Mengajar Secara Efektif
1. Pengetahuan dan keahlian profesional
- Menguasai materi pelajaran : pengetahuan tidak hanya sebatas pada buku, mengetahui fenomena-fenomena yang sedang terjadi berkaitan dengan topik bahasan
- Stratergi pengajaran : konstruktivisme (pendekatan pembelajaran yang menuntut individu aktif membangun pemahaman dan pengetahuan
- Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional : tujuan topik bahasan jelas dan memaksimalkan waktu belajar murid dengan pertimbangan menantang dan menarik bagi murid untuk dipelajari
- Keahlian manajemen kelas : membuat suasana belajar yang nyaman dan kondusif
- Keahlian motivasional : stratergi untuk membuat murid tertarik untuk belajar
- Keahlian komunikasi : kemampuan memahami bahasa baik verbal maupun non verbal murid dan berinteraksi dengan orang tua murid dengan gaya bicara yang tidak pasif
- Bekerja secara efektif dengan latar belakang murid yang berbeda-beda : mampu mengorganisir murid-murid dari latar belakang kultural yang beraneka ragam saling memahami, menghormati dan menerima sesamanya
- Keahlian teknologi : guru harus up-to-date. Satu-satunya caranya adalah mengenal dunia internet (teknologi) dan mengajarkan murid untuk memanfaatkan teknologi tersebut.
2. Komitmen dan motivasi
- Berhati-hati dengan apa yang dilaporkan di media populer
- Ketahui cara meghindar dari membuat kesimpulan tentang kebutuhan individu berdasarkan riset kelompok
- Kenali gampangnya membuat generalisasi yang berlebihan untuk sampel yang kecil / sampel klinis
- Berhati-hati karena satu studi tunggal tidak menghasilkan kesimpulan final
- Ingat bahwa kesimpulan sebab-akibat tidak dapat diambil dari studi korelasional
- Selalu memperhatikan sumber informasi dan evaluasi kredibilitasnya.
"A jug fills drop by drop."