Wednesday, February 2, 2011

Psikologi Pendidikan : Perangkat untuk Mengajar Secara Efektif

Psikologi Pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang khusus pada pemahaman pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan.

Histori psikologi pendidikan
3 tokoh terkemuka pada masa awal perkembangan psikologi pendidikan :
·         - William James
·         - John Dewey
·         - E. L. Thorndike
Ketiga tokoh berkulit putih diatas adalah tokoh yang paling menonjol pada masa awal perkembangan psikologi pendidikan, sedangkan yang berkulit hitam hanya sedikit yang berhasil lolos dari diskriminasi rasial, mendapat gelar dan melakukan riset dalam  bidang ini sebelum adanya undang-undang hak sipil . Mamie dan Kenneth adalah 2 tokoh Amerika keturunan Afrika yang menonjol, melakukan riset tentang identitas dan konsep diri anak-anak Afrika-Amerika.
Kaum perempuan pada awal masa perkembangan psikologi pendidikan juga merasakan diskriminasi gender, dimana kaum perempuan sulit untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Akibatnya mereka lambat dalam mendapatkan pengakuan atas kontribusi terhadap riset psikologis.
Pendekatan Throndike digunakan sebagai panduan bagi psikologi pendidikan di paruh abad ke-20. Pandangan behavioral oleh B.F.Skinner (didasarkan pada ide-ide Thorndike) sangat mempengaruhi psikologi pendidikan pada pertengahan abad ke-20. Baik pendekatan behavorial maupun pendekatan kognitif oleh James dan Dewey masih digunakan sampai sekarang. Selama beberapa dekade terakhir abad ke-20 psikologi pendidikan juga memperhatikan aspek sosioemosional dari kehidupan murid.

Mengajar : Seni dan Ilmu Pengetahuan
Sebagai sebuah ilmu, tujuan psikologi pendidikan adalah member pengetahuan riset yang dapat diaplikasikan secara efektif untuk situasi belajar. Namun, para ahli psikologi pendidikan mengakui bahwa mengajar terkadang harus mengabaikan saran-saran ilmiah, tetapi menggunakan improvisasi dan spontanitas.

Cara Mengajar yang Efektif
Perlu ditekankan bahwa TIDAK ADA cara tunggal untuk mengajar secara efektif karena mengajar adalah hal yang sangat kompleks dan murid-murid sangat bervariasi. Jadi, seorang guru harus menguasai berbagai perspektif dah stratergi serta fleksibel dalam mengajar. Artinya, guru harus dapat menyesuaikan teknik mengajarnya sesuai dengan situasi dan kondisi murid dan lingkungan. Untuk itu, ada 2 hal utama yang harus dimiliki seorang guru:
1. Pengetahuan dan keahlian profesional
    Guru yang efektif :
  • Menguasai materi pelajaran : pengetahuan tidak hanya sebatas pada buku, mengetahui fenomena-fenomena yang sedang terjadi berkaitan dengan topik bahasan
  • Stratergi pengajaran : konstruktivisme (pendekatan pembelajaran yang menuntut individu aktif membangun pemahaman dan pengetahuan
  • Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional : tujuan topik bahasan jelas dan memaksimalkan waktu belajar murid dengan pertimbangan menantang dan menarik bagi murid untuk dipelajari
  • Keahlian manajemen kelas : membuat suasana belajar yang nyaman dan kondusif
  • Keahlian motivasional : stratergi untuk membuat murid tertarik untuk belajar
  • Keahlian komunikasi : kemampuan memahami bahasa baik verbal maupun non verbal murid dan berinteraksi dengan orang tua murid dengan gaya bicara yang tidak pasif
  • Bekerja secara efektif dengan latar belakang murid yang berbeda-beda : mampu mengorganisir murid-murid dari latar belakang kultural yang beraneka ragam saling memahami, menghormati dan menerima sesamanya
  • Keahlian teknologi : guru harus up-to-date. Satu-satunya caranya adalah mengenal dunia internet (teknologi) dan mengajarkan murid untuk memanfaatkan teknologi tersebut.

2. Komitmen dan motivasi
    Tentu tidak mudah untuk dapat menjadi guru yang efektif. Awal merupakan langkah yang paling sulit. Oleh karena itu, perlu komitmen dan motivasi untuk dapat mengajar efektif. Guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan nyaman bagi murid-muridnya, memotivasi diri sendiri sehingga mengalirkan energi-energi positif pada murid-muridnya sehingga mereka pun termotivasi untuk belajar, memahami dan mengajarkan murid-muridnya untuk memahami perasaan sesamanya. Dan yang paling penting adalah guru itu sendiri dapat menciptakan citra baik di mata murid-muridnya sehingga dapat menjadi motivasi untuk belajar.

Pernahkah Anda menyangkal sebuah informasi? Tentu pernah,kan?
Nah, untuk menelusuri perbedaan pendapat Anda dengan orang lainlah dilakukan riset.

Riset atau penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistimatik, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta.

Metode riset dalam psikologi pedidikan :
1.      Riset Deskriptif : mengamati dan mencatat perilaku
2.    Riset Korelasional : mendeskripsikan kekuatan hubungan antara dua atau lebih kejadian atau karakteristik
3.      Riset Eksperimental : menentukan faktor-faktor terjadinya suatu perilaku
4.      Riset cross-sectional : data dikumpulkan dalam satu waktu
5.     Riset longitudinal : individu yang sama dipelajari dalam kurun waktu tertentu, biasanya bertahun-tahun.

Beberapa metode di atas adalah metode-metode umum, ada juga metode khusus dalam melakukan riset :
1.      Riset evaluasi program : membuat keputusan tentang efektivitas suatu program
2.     Riset aksi : memecahkan problem kelas / sekolah spesifik, memperbaiki stratergi mengajar dan pendidikan, atau membuat keputusan pada lokasi tertentu
3.      Guru sebagai-Periset : meningkatkan praktik mengajar guru sebagai-Periset tersebut.

Tantangan riset :
1.      Etika : Ahli psikologi pendidikan harus berhati-hati dalam memastikan kesehatan dan keamanan anak yang berpartisipasi dalam studi riset
2.     Gender : Banyak pakar gender percaya bahwa banyak pendidikan dan riset mengandung bias gender
3.      Etnis dan Kultur : anak etnis minoritas diabaikan dalam riset atau sekadar dianggap sebagai variasi dari norma atau kelaziman.

Jadilah konsumen yang bijak tentang psikologi pendidikan dengan cara : 
  • Berhati-hati dengan apa yang dilaporkan di media populer
  • Ketahui cara meghindar dari membuat kesimpulan tentang kebutuhan individu berdasarkan riset kelompok
  • Kenali gampangnya membuat generalisasi yang berlebihan untuk sampel yang kecil / sampel klinis
  • Berhati-hati karena satu studi tunggal tidak menghasilkan kesimpulan final
  • Ingat bahwa kesimpulan sebab-akibat tidak dapat diambil dari studi korelasional
  • Selalu memperhatikan sumber informasi dan evaluasi kredibilitasnya.
                http://en.wikipedia.org/wiki/Edward_Thorndike
                http://en.wikipedia.org/wiki/Mamie_Clark
                http://en.wikipedia.org/wiki/Research
              Santrock John W.Psikologi Pendidikan,edisi kedua. 2004.University of Texas at Dallas.


"A jug fills drop by drop." 

No comments:

Post a Comment