Friday, February 18, 2011

Testimoni Geng Upin & Ipin

Upin & Ipin adalah salah satu film animasi 3D yang beredar di Indonesia. Upin & Ipin cukup terkenal, sebab di Indonesia sendiri sudah sangat jarang ada film anak-anak yang 'sesuai' untuk anak-anak, yang memiliki cerita mendidik, bahkan ada yang menampilkan adegan kekerasan. Upin & Ipin cocok untuk ditonton oleh semua kalangan termasuk orang tua, remaja, apalagi anak-anak. Film ini menampilkan karakter-karakter yang berbeda latar belakang baik ras (ada orang Melayu, Indonesia, India, dan China) maupun agama, namun mereka bisa berbaur.Selain itu, juga mengajarkan kepada anak-anak bahwa mereka harus menghargai dan menghormati orang yang lebih tua, terutama orang yang merawat, menjaga, dan mendidik mereka, contohnya Upin & Ipin yang sejak kecil telah ditinggalkan oleh orangtua, sehingga mereka dibesarkan oleh kakak dan nenek mereka. Dalam film ini juga kita bisa belajar bagaimana memandang suatu masalah, bagaimana menghadapinya dan juga bagaimana cara mengatasinya dengan solusi terbaik. Dan saya rasa ini sangat cocok buat anak-anak, apalagi film ini diperankan oleh anak-anak jadi anak-anak lebih gampang memahami jalan ceritanya. Jalan cerita film ini memang sengaja dibuat sesederhana mungkin dan menceritkan kehidupan sehari-hari agar orang penonton mudah memahaminya.
Dan tahukah Anda, ternyata film yang berdurasi lebih kurang 90 menit ini dibuat selama lebih kurang 2 tahun. Mengapa demikian? Proses pembuatan film ini  cukup panjang dimana animasi dalam film ini cukup kompleks mulai dari penyusunan skrip, rancangan alur, rancangan karakter / tokoh, pengeditan suara, dll. Wajar film animasi berteknologi 3D ini membutuhkan waktu yang lama sampai pada tahap produksi. Proses pembuatan film ini saja membutuhkan kebersamaan yang amat besar agar bisa selesai dan menarik untuk ditonton, bagaimana tidak film ini juga bercerita tentang persahabatan, menghormati orang yang lebih tua, dan menghormati orang yang berbeda ras dan agama.
Sekian pendapat saya mengenai film animasi 3D Geng Upin & Ipin. Terima kasih.
I'm curious to this (read more)...

Monday, February 14, 2011

Hari Valentine

Sejarah Hari Valentine cukup banyak.. Ini adalah salah satunya.. :)

Asal mula hari Valentine tercipta pada jaman kerajaan Romawi. Menurut adat Romawi, 14 Februari adalah hari untuk menghormati Juno. Ia adalah ratu para dewa dewi Romawi. Rakyat Romawi juga menyebutnya sebagai dewi pernikahan. Di hari berikutnya, 15 Februari dimulailah perayaan 'Feast of Lupercalia.'
Pada masa itu, kehidupan belum seperti sekarang ini, para gadis dilarang berhubungan dengan para pria. Pada malam menjelang festival Lupercalia berlangsung, nama-nama para gadis ditulis di selembar kertas dan kemudian dimasukkan ke dalam gelas kaca. Nantinya para pria harus mengambil satu kertas yang berisikan nama seorang gadis yang akan menjadi teman kencannya di festival itu.
Tak jarang pasangan ini akhirnya saling jatuh cinta satu sama lain, berpacaran selama beberapa tahun sebelum akhirnya menikah. Dibawah pemerintahan Kaisar Claudius II, Romawi terlibat dalam peperangan. Claudius yang dijuluki si kaisar kejam kesulitan merekrut pemuda untuk memperkuat armada perangnya.
Ia yakin bahwa para pria Romawi enggan masuk tentara karena berat meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Akhirnya ia memerintahkan untuk membatalkan semua pernikahan dan pertunangan di Romawi. Saint Valentine yang saat itu menjadi pendeta terkenal di Romawi menolak perintah ini.
Ia bersama Saint Marius secara sembunyi-sembunyi menikahkan para pasangan yang sedang jatuh cinta. Namun aksi mereka diketahui sang kaisar yang segera memerintahkan pengawalnya untuk menyeret dan memenggal pendeta baik hati tersebut.
Ia meninggal tepat pada hari keempat belas di bulan Februari pada tahun 270 Masehi. Saat itu rakyat Romawi telah mengenal Februari sebagai festival Lupercalia, tradisi untuk memuja para dewa. Dalam tradisi ini para pria diperbolehkan memilih gadis untuk pasangan sehari.
Dan karena Lupercalia mulai pada pertengahan bulan Februari, para pastor memilih nama Hari Santo Valentinus untuk menggantikan nama perayaan itu. Sejak itu mulailah para pria memilih gadis yang diinginkannya bertepatan pada hari Valentine.

"Where there is love there is life."
Mohandas Gandhi
I'm curious to this (read more)...

Saturday, February 12, 2011

Kesabaran

Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran…

“Ayah, ayah” kata sang anak…

“Ada apa?” tanya sang ayah…..

“aku capek, sangat capek … aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek…

aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! … aku capek, sangat capek …

aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus! …

aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…

aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…

aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak pun mulai menangis…

Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ” anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang… lalu sang anak pun mulai mengeluh ” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” … sang ayah hanya diam.

Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…

“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.

“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.

” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?”
” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”
” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”
” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah”
” Nah, akhirnya kau mengerti”
” Mengerti apa? aku tidak mengerti”
” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”
” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”
” Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri… seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya… maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?”

” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar ”

Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.

 By Mery Lay via Beautiful Life

"Suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri "
I'm curious to this (read more)...

Friday, February 11, 2011

Media Pembelajaran

"Internet!"  Inilah kata pertama yang muncul di benak saya ketika melihat atau mendengar kata "media pembelajaran" Tiada hari tanpa berhubungan dengan internet. Menurut saya, internet merupakan tempat yang paling cocok untuk belajar. Selain cepat, banyak informasi yang bisa kita dapatkan dari A sampai Z, walaupun.... informasi yang kita dapatkan itu belum tentu pasti kebenarannya. Kita harus pintar-pintar dalam menganalisis setiap informasi yang kita dapatkan dari internet. Kita juga dapat membaca berita dan majalah secara gratis dan tanpa harus berlangganan, serta informasi-informasi seperti perkiraan cuaca, kurs valuta asing sampai pada hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan sosial, ekonomi, politik budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Apa itu media pembelajaran?
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

 Adapun tujuan utama adanya media pelajaran adalah untuk membuat pelajar mengerti dan memahami pelajaran atau pengetahuan tersebut. Media pembelajaran tidak hanya melalui internet (komputer) atau alat-alat audio-visual yang dapat dilihat, didengar lainnya, tetapi juga dapat dilakukan sendiri (misalnya pengalaman) dan dari tingkah laku orang lain, serta segala media yang dapat membantu pelajar mengerti akan pengetahuan tersebut.

Apa saja media pembelajaran itu?
  1.  Bahan-bahan catatan atau membaca (suplementari materialis)
     Misalnya buku, komik, koran, majalah, bulletin, folder, periodikal dan pamflet, dan lain-lain.
  2. Alat-alat audio-visual, alat-alat yang tergolong ini seperti :
    1) Media pendidikan tanpa proyeksi, misalnya papan tulis, papan tempel, papan planel, bagan diagram, grafik, karton, komik, gambar.
    2) Media pendidikan pada tiga dimensi, misalnya pada benda asli dan benda tiruan contoh, diorama, boneka, dan lain-lain.
    3) Media yang menggunakan teknik atau masinal.
    Alat-alat yang tergolong dalam kategori ini meliputi film strip, film, radio, televisi, laboratorium elektro perkakas atau instruktif, ruang kelas otomotif, sistem interkomunikasi dan komputer
  3. Sumber-sumber masyarakat
    Berupa obyek-obyek, peninggalan sejarah, dokumentasi bahan-bahan masalah-masalah dan sebagainya
  4. Kumpulan benda-benda
    Berupa benda-benda yang dibawa dari masyarakat ke sekolah untuk dipelajari, misalnya potongan kaca, benih, bibit, bahan kimia, darah dan lain-lain
  5. Contoh-contoh kelakuan yang dicontohkan oleh guru
    Meliputi semua contoh kelakuan yang dipertunjukkan oleh guru waktu mengajar, misalnya dengan tangan, kaki, gerakan badan, mimik, dan lain-lain.
  6.  
Dari gambar (Cone of Experience) di atas ini dapat kita lihat rentang tingkat pengalaman dari yang konkrit ke abstrak, dimana semakin ke bawah kerucut tersebut mengimplikasikan semakin tepatnya metode pembelajaran tersebut.
    Referensi : Munir., (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta

                     http://www.duniaedukasi.net/2010/06/teknologi-pembelajaran.html
                     http://citraedukasi.blogspot.com/2008/12/media-pembelajaran.html
                     http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-pembelajaran/

    "An educated people can be easily governed"
    Frederick The Great 

    I'm curious to this (read more)...

    Penggunaan Email dan Blog

    Kelompok 19 :
    1.  Jilly Chandra ( 10-022 )
    2. Veronica ( 10-026 )
    3. Venti Ayu Wibawa ( 10-070 )
    4. Dede Suhendri ( 10-078 )

    Menurut pandangan kelompok kami, penggunaan email dan blog sesuai dengan psikologi pendidikan sangat membantu dalam pembelajaran khususnya pengenfisiensian waktu, misalnya diskusi antar kelompok yang biasanya harus dilakukan dengan tatap muka. Kini sudah bisa dilakukan melalui internet. Hasil diskusi juga bisa diserahkan kepada dosen pengampuh melalui email dan blog, sehingga tidak harus dating ke kampus hanya untuk mengumpulkan tugas. Selain itu, pengiriman tugas melalui email dan blog juga dapat membantu mengatasi masalah global warming karena mengurangi penggunaan kertas dan bahan bakar minyak untuk transportasi. 

    Penggunaan email dan blog sebagai media pembelajaran seperti yang tersebut di atas masih kurang diaplikasikan di kota Medan. Tidak semua sekolah telah difasilitasi dengan inet  sehingga pembelajaran dengan teknologi ini belum dapat diterapkan. Padahal di era globalisasi ini, penggunaan teknologi seperti email dan blog sangat penting dalam dunia psikologi pendidikan dan dunia pekerjaan. Oleh karena itu, psikologi pendidikan sudah seharusnya bersentuhan dengan teknologi ini, khususnya penggunaan email dan blog.

    Daftar Pustaka :
    Munir.2010.Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Ekonomi (Cetakan ke-2). Bandung: Alfabeta
     
    I'm curious to this (read more)...

    Wednesday, February 9, 2011

    Home-Schooling

    Pertanyaan pertama yang muncul ketika mendengar kata 'home-schooling' barangkali adalah "Mengapa home-schooling?" dan "Apa keuntungan dan kerugian home-schooling?"

    Berikut beberapa sebab orangtua atau anak-anak memilih home-schooling yang dapat dihimpun oleh saya :
    1. Anak-anak tidak cocok dengan lingkungan sekolah yang ada. Bahkan, ada anak-anak yang dianiaya di sekolah formal, sehingga orangtua lebih memilih home-schooling
    2. Perkerjaan orangtua yang menuntut lokasi yang berpindah-pindah. Anak-anak menjadi susah untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah formal karena situasi dan kondisi yang berubah dari waktu ke waktu dan teman-teman yang berubah-ubah
    3. Sangat cocok untuk anak-anak yang sangat sibuk, contoh : artis atau penyanyi yang harus berpindah-pindah lokasi shooting dan bernyanyi untuk penyanyi
    4. Anak yang sering sakit sehingga membuat dirinya absen dari kegiatan belajar-mengajar di kelas formal dan ketinggalan pelajaran
    5. Waktu untuk keluarga dan pergaulan lebih banyak dibandingkan keberadaan di sekolah formal. Selain itu, anak-anak menjadi punya waktu yang lebih untuk pengembangan bakat pribadi, misalnya belajar bahasa asing (yang tidak ada di sekolah formal), mengembangkan bakat menari, melukis, balet, dll anak
    6. Karakteristik anak yang tidak bisa duduk diam. Akan sulit bagi tipe anak dengan kecerdasan kinestetik (belajar dengan bergerak) untuk duduk diam di kelas formal mendengarkan pelajaran
    7. Home-schooler (orang yang mengikuti home-schooling) dapat memilih kurikulum yang diinginkan dan sesuai dengan keinginannya.
     Kerugian home-schooling :
    1. Anak mungkin menjadi tidak mempunyai teman atau sahabat, karena home-schooling dilakukan antar individu antara anak dengan tutornya (tidak ada teman untuk belajar bersama)
    2. Ijazah dari pemerintah (Indonesia) adalah ijazah hasil ujian paket C (sehingga tidak dapat masuk ke beberapa jenis perguruan tinggi)
    3. Untuk anak yang kurang disiplin, home-schooling akan susah berhasil
    Apakah home-schooling resmi di Indonesia?
    Saat ini, home-schooler dapat mengikuti ujian paket C dari departemen pendidikan. Untuk anak-anak yang hendak mengikuti sekolah formal dari home-schooling dapat mengikuti ujian penyetaraan yang dilaksanakan oleh departemen pendidikan di lokasi yang ditetapkan oleh departemen pendidikan di daerahnya.
    Misalnya, anak SD yang hendak melanjutkan pendidikan formal ke jenjang SMP, ia dapat mengikuti ujian penyetaraan setingkat SD dan mendapatkan ijazah SD untuk melanjutkan pendidikan jenjang SMP.

    Apakah biaya home-schooling besar?
    Biaya home-schooling sesuai pilihan home-schooler. Ada yang mahal ada juga yang murah bahkan ada yang gratis (hanya membayar biaya buku). Home-schooling bisa berupa tatap muka dengan tutor atau melalui internet.


    Dari manakah tutor home-schooling mendapatkan kurikulum-kurikulum yang sesuai untuk home-scholler?
    Tutor home-schooler dapat memperoleh bahan-bahan untuk home-schooler dari berbagai sarana yang ada seperti : perpustakaan, internet, galeri, museum, departemen pendidikan, TAFE, universitas, organisasi relawan,dll.

    Di Indonesia, sudah mulai banyak orangtua memilih home-schooling untuk anak-anaknya. Bahkan ahli-ahli mengenai pendidikan anak dan keluarga, seperti Seto Mulyadi, Neno Warisman, Ratna Megawangi, Septi Peni Wulandari (penemu Metode Jarimatika) dsb.
    Namun sayangnya...... home-schooling belum ada di MEDAN.. :D Sekian posting dari saya, semoga dapat membantu dan menambah wawasan, pengetahuan, dan pengertian Anda. Terima kasih.. :)
    NB : Home-schooling tersedia di kota-kota di Indonesia seperti : Jakarta, Banten, Surabaya, Balik papan,dan beberapa daerah lain yang mungkin saya tidak tahu.

    Refrensi :
    http://sheilabanun.blogspot.com/2008/01/jatuh-cinta-pada-homeschooling.html
    http://www.homeschoolingindonesia.com/


    "Children have to be educated, but they have also to be left to educate themselves. "
    Ernest Dimnet
    I'm curious to this (read more)...

    Wednesday, February 2, 2011

    Anak-anak bisa stress juga looohh...

    Pernahkah Anda mendengar keluhan rekan-rekan atau teman-teman Anda mengeluh, "stress kalilah aku" atau "capek kalilah otakku" dan sejenisnya? Tentu tidak asing lagi, bukan? Nah, bagaimana dengan anak-anak? Pernahkan Anda nmendengar anak-anak mengeluh bahwa dirinya stress? Ternyata anak-anak juga bisa STRESS!

    Apa gejala stress pada anak-anak?
    Anak-anak tidak dapat menceritakan masalahnya sebagaimana orang dewasa, tidak juga mengetahui masalah yang sedang terjadi pada mereka. Jadi, orang dewasa, terutama orang tua dan gurulah yang harus bisa memahami stress pada anak-anak. Gejala stress pada anak-anak umumnya :  
    1. Gejala Fisik, misalnya anak yang sudah tidak mengompol tiba-tiba jadi mengompol lagi
    2. Gejala Emosi, misalnya anak yang semula sudah berani ke sekolah sendiri tiba-tiba jadi takut dan minta ditemani ibunya, sering marah-marah dan menangis, sering berbohong, bersikap kasar terhadap teman atau anggota keluarga yang lebih kecil, suka melanggar dan memberontak terhadap aturan-aturan, serta sering bereaksi secara berlebihan terhadap masalah-masalah kecil.
    3. Gejala Kognitif, misalnya malas, tidak mampu berkonsentrasi dan sulit menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugas sekolah, suka melamun dan menyendiri dalam waktu yang lama.
    4. Gejala Tingkah laku, misalnya anak yang sudah bisa berbicara lancar tiba-tiba berbicara seperti bayi atau anak lebih kecil.
    Apa penyebab stress pada anak-anak?
     Dapat berupa :
    •  Faktor internal : kemampuan fisik dan kesiapan mental
    Rasa sakit yang berkepanjangan dapat menyebabkan anak stress. Ada anak-anak yang sulit beradaptasi dengan cuaca dan iklim yang berubah-ubah, sehingga menyebabkan stress pada dirinya.
    • Faktor eksternal : lingkungan di rumah, sekolah atau lingkungan bermain
    Di rumah, situasi keluarga sangat mempengaruhi kondisi kejiwaan anak, misalnya ada yang orang tuanya bertengkar, berantam, cerai,dll membuat si anak tidak dapat menerimanya sehingga menyebabkan stress.
    Di sekolah, misalnya perkerjaan rumah yang terlalu banyak, bahan pelajaran yang terlalu banyak, yang sesuai dengan kemampuan si anak.
    Di lingkungan bermain juga anak-anak bisa stress. Misalnya ketika bermusuhan dengan teman yang membuat dirinya tertekan.

    Bagaimana mencegah hal-hal tersebut diatas terjadi?
    Berikut beberapa tips untuk mencegah stress pada anak-anak :
    1. Memperbanyak waktu untuk berkomunikasi dengan anak
    2. Bersikap terbuka terhadap anak, memberitahu hal-hal yang akan terjadi dalam keluarga sehingga anak memiliki persiapan mental untuk menghadapinya, misalnya bahwa akan ada adik dalam keluarga, akan pindah rumah, dll
    3. Jangan membebani anak dengan masalah yang dihadapi orang dewasa atau orang tua
    4. Jangan membebani anak dengan tuntutan yang terlalu banyak dan berlebihan, misalnya harus menjadi juara kelas,harus mendapat nilai istimewa dalam semua ujian,dll.
    Dalam sekolah (psikologi pendidikan), guru sangat berperan dalam perkembangan murid-muridnya. Guru harus dapat menyusun kurikulum atau rencana pengajaran sesuai dengan kemampuan murid-muridnya, tidak memberikan terlalu banyak tugas, tidak terlalu memaksa anak-anak untuk belajar, membuat proses belajar anak-anak nyaman, sehingga anak menikmatinya dan otomatis tidak akan stress. Dengan kata lain, seorang guru harus dapat mengajar efektif (lihat posting sebelumnya).


    Refrensi :
    http://kesehatan.kompas.com/read/2009/02/18/17122021/mengenali.stres.pada.anak
    http://niahidayati.net/mengatasi-stres-pada-anak.html
    Santrock John W.Psikologi Pendidikan,edisi kedua. 2004.University of Texas at Dallas.

    "What we think, we become.
    I'm curious to this (read more)...

    Psikologi Pendidikan : Perangkat untuk Mengajar Secara Efektif

    Psikologi Pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang khusus pada pemahaman pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan.

    Histori psikologi pendidikan
    3 tokoh terkemuka pada masa awal perkembangan psikologi pendidikan :
    ·         - William James
    ·         - John Dewey
    ·         - E. L. Thorndike
    Ketiga tokoh berkulit putih diatas adalah tokoh yang paling menonjol pada masa awal perkembangan psikologi pendidikan, sedangkan yang berkulit hitam hanya sedikit yang berhasil lolos dari diskriminasi rasial, mendapat gelar dan melakukan riset dalam  bidang ini sebelum adanya undang-undang hak sipil . Mamie dan Kenneth adalah 2 tokoh Amerika keturunan Afrika yang menonjol, melakukan riset tentang identitas dan konsep diri anak-anak Afrika-Amerika.
    Kaum perempuan pada awal masa perkembangan psikologi pendidikan juga merasakan diskriminasi gender, dimana kaum perempuan sulit untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Akibatnya mereka lambat dalam mendapatkan pengakuan atas kontribusi terhadap riset psikologis.
    Pendekatan Throndike digunakan sebagai panduan bagi psikologi pendidikan di paruh abad ke-20. Pandangan behavioral oleh B.F.Skinner (didasarkan pada ide-ide Thorndike) sangat mempengaruhi psikologi pendidikan pada pertengahan abad ke-20. Baik pendekatan behavorial maupun pendekatan kognitif oleh James dan Dewey masih digunakan sampai sekarang. Selama beberapa dekade terakhir abad ke-20 psikologi pendidikan juga memperhatikan aspek sosioemosional dari kehidupan murid.

    Mengajar : Seni dan Ilmu Pengetahuan
    Sebagai sebuah ilmu, tujuan psikologi pendidikan adalah member pengetahuan riset yang dapat diaplikasikan secara efektif untuk situasi belajar. Namun, para ahli psikologi pendidikan mengakui bahwa mengajar terkadang harus mengabaikan saran-saran ilmiah, tetapi menggunakan improvisasi dan spontanitas.

    Cara Mengajar yang Efektif
    Perlu ditekankan bahwa TIDAK ADA cara tunggal untuk mengajar secara efektif karena mengajar adalah hal yang sangat kompleks dan murid-murid sangat bervariasi. Jadi, seorang guru harus menguasai berbagai perspektif dah stratergi serta fleksibel dalam mengajar. Artinya, guru harus dapat menyesuaikan teknik mengajarnya sesuai dengan situasi dan kondisi murid dan lingkungan. Untuk itu, ada 2 hal utama yang harus dimiliki seorang guru:
    1. Pengetahuan dan keahlian profesional
        Guru yang efektif :
    • Menguasai materi pelajaran : pengetahuan tidak hanya sebatas pada buku, mengetahui fenomena-fenomena yang sedang terjadi berkaitan dengan topik bahasan
    • Stratergi pengajaran : konstruktivisme (pendekatan pembelajaran yang menuntut individu aktif membangun pemahaman dan pengetahuan
    • Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional : tujuan topik bahasan jelas dan memaksimalkan waktu belajar murid dengan pertimbangan menantang dan menarik bagi murid untuk dipelajari
    • Keahlian manajemen kelas : membuat suasana belajar yang nyaman dan kondusif
    • Keahlian motivasional : stratergi untuk membuat murid tertarik untuk belajar
    • Keahlian komunikasi : kemampuan memahami bahasa baik verbal maupun non verbal murid dan berinteraksi dengan orang tua murid dengan gaya bicara yang tidak pasif
    • Bekerja secara efektif dengan latar belakang murid yang berbeda-beda : mampu mengorganisir murid-murid dari latar belakang kultural yang beraneka ragam saling memahami, menghormati dan menerima sesamanya
    • Keahlian teknologi : guru harus up-to-date. Satu-satunya caranya adalah mengenal dunia internet (teknologi) dan mengajarkan murid untuk memanfaatkan teknologi tersebut.

    2. Komitmen dan motivasi
        Tentu tidak mudah untuk dapat menjadi guru yang efektif. Awal merupakan langkah yang paling sulit. Oleh karena itu, perlu komitmen dan motivasi untuk dapat mengajar efektif. Guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan nyaman bagi murid-muridnya, memotivasi diri sendiri sehingga mengalirkan energi-energi positif pada murid-muridnya sehingga mereka pun termotivasi untuk belajar, memahami dan mengajarkan murid-muridnya untuk memahami perasaan sesamanya. Dan yang paling penting adalah guru itu sendiri dapat menciptakan citra baik di mata murid-muridnya sehingga dapat menjadi motivasi untuk belajar.

    Pernahkah Anda menyangkal sebuah informasi? Tentu pernah,kan?
    Nah, untuk menelusuri perbedaan pendapat Anda dengan orang lainlah dilakukan riset.

    Riset atau penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistimatik, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta.

    Metode riset dalam psikologi pedidikan :
    1.      Riset Deskriptif : mengamati dan mencatat perilaku
    2.    Riset Korelasional : mendeskripsikan kekuatan hubungan antara dua atau lebih kejadian atau karakteristik
    3.      Riset Eksperimental : menentukan faktor-faktor terjadinya suatu perilaku
    4.      Riset cross-sectional : data dikumpulkan dalam satu waktu
    5.     Riset longitudinal : individu yang sama dipelajari dalam kurun waktu tertentu, biasanya bertahun-tahun.

    Beberapa metode di atas adalah metode-metode umum, ada juga metode khusus dalam melakukan riset :
    1.      Riset evaluasi program : membuat keputusan tentang efektivitas suatu program
    2.     Riset aksi : memecahkan problem kelas / sekolah spesifik, memperbaiki stratergi mengajar dan pendidikan, atau membuat keputusan pada lokasi tertentu
    3.      Guru sebagai-Periset : meningkatkan praktik mengajar guru sebagai-Periset tersebut.

    Tantangan riset :
    1.      Etika : Ahli psikologi pendidikan harus berhati-hati dalam memastikan kesehatan dan keamanan anak yang berpartisipasi dalam studi riset
    2.     Gender : Banyak pakar gender percaya bahwa banyak pendidikan dan riset mengandung bias gender
    3.      Etnis dan Kultur : anak etnis minoritas diabaikan dalam riset atau sekadar dianggap sebagai variasi dari norma atau kelaziman.

    Jadilah konsumen yang bijak tentang psikologi pendidikan dengan cara : 
    • Berhati-hati dengan apa yang dilaporkan di media populer
    • Ketahui cara meghindar dari membuat kesimpulan tentang kebutuhan individu berdasarkan riset kelompok
    • Kenali gampangnya membuat generalisasi yang berlebihan untuk sampel yang kecil / sampel klinis
    • Berhati-hati karena satu studi tunggal tidak menghasilkan kesimpulan final
    • Ingat bahwa kesimpulan sebab-akibat tidak dapat diambil dari studi korelasional
    • Selalu memperhatikan sumber informasi dan evaluasi kredibilitasnya.
                    http://en.wikipedia.org/wiki/Edward_Thorndike
                    http://en.wikipedia.org/wiki/Mamie_Clark
                    http://en.wikipedia.org/wiki/Research
                  Santrock John W.Psikologi Pendidikan,edisi kedua. 2004.University of Texas at Dallas.


    "A jug fills drop by drop." 

    I'm curious to this (read more)...